sebenernya ini tugas Makul DPI
aga susah juga carinya... beneran deehhh.. hehehe... tapi kalo pake key wors tuna sirip panjang.. lumayan banyak infonya sih.. hehehe
Albacore
Tuna adalah ikan laut yang terdiri dari
beberapa spesies
dari famili Scombridae, terutama genus Thunnus.
Ikan ini adalah perenang handal (pernah diukur mencapai 77 km/jam). Tidak
seperti kebanyakan ikan yang memiliki daging berwarna
putih, daging tuna berwarna merah muda sampai merah tua. Hal ini karena otot
tuna lebih banyak mengandung myoglobin dari pada ikan
lainnya. Beberapa spesies tuna yang lebih besar, seperti tuna sirip biru (Thunnus
thynnus), dapat menaikkan suhu darahnya di atas suhu air dengan aktivitas
ototnya. Hal ini menyebabkan mereka dapat hidup di air yang lebih dingin dan
dapat bertahan dalam kondisi yang beragam. Kebanyakan bertubuh besar, tuna
adalah ikan yang memiliki nilai komersial tinggi (Anonim. 2010).
2.
Taksonomi Ikan Tuna Albacore
Menurut Saanin (1984), klasifikasi ikan Tuna adalah sebagai
berikut :
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Actinopterygii
Ordo
: Perciformes
Famili
: Scombridae
Genus
: Thunnus
Spesies :
Thunnus alalunga
3.
Spesies
lainnya disebut albacore
Di beberapa bagian dunia, spesies
lain dapat disebut "albacore":
- Blackfin tuna Thunnus Atlanticus (albacore)
- Yellowfin tuna Thunnus albacares (albacore, musim gugur albacore, yellowfinned albacore)
- Yellowtail amberjack Seriola lalandi (albacore)
- Kawakawa Euthynnus affinis (albacore palsu)
- Sedikit ikan tongkol Euthynnus alletteratus (albacore palsu)
4.
Morfologi Ikan Tuna Albacore
Para
sirip dada dari albacore yang sangat panjang,
sebanyak 50% dari panjang total. Duri punggung adalah 8 sampai 10 jumlahnya,
dan juga maju dari sinar sirip punggung . Duri anterior jauh lagi,
memberikan garis cekung ke bagian berduri dari sirip dorsal.
Tuna
Sirip Panjang
Nama Lain : Albacore, Longfin Tuna
Jenis : Thunnus alalunga
Ukuran : Umum 5-25 kg, kadang mencapai 40 kg lebih
Karakter : Dikenal karena kegigihannya, bahkan diantara keluarga Tuna yang tangguh sekalipun.
Nama Lain : Albacore, Longfin Tuna
Jenis : Thunnus alalunga
Ukuran : Umum 5-25 kg, kadang mencapai 40 kg lebih
Karakter : Dikenal karena kegigihannya, bahkan diantara keluarga Tuna yang tangguh sekalipun.
Pada dasarnya semua jenis tuna dapat dibudidayakan. Namun
teknologi budidaya yang ada untuk saat ini masih terbatas pada jenis pemeliharaan
tuna yang ditangkap/diperoleh dari alam, sementara teknologi pemeliharaan tuna
yang berasal dari pemijahan buatan belum berhasil karena rendahnya tingkat
kelangsungan hidup. Ada 7 jenis tuna yang dapat dibudidayakan yakni
Bluefin
tuna (Thunnus thynnus); Southern bluefin tuna (Thunnus maccoyii
); blackfin tuna (Thunnus atlanticus), Yellowfin tuna (Thunnus
albacares), Albacore (Thunnus alalunga), Tuna mata besar (Thunnus
obesus) dan tuna ekor panjang (Thunnus tonggol ).
Albacore
atau Long-finned Tuna
Memiliki
beberapa nama seperti Pasifik albacore, tombo dan “tuna putih”, tersebar luas
pada perairan hangat dunia di utara Pasifik dan Kepulauan Hawaii. Mereka
mempunyai daging yang agak kemerahan, namun sebagian besar dagingnya berwarna
agak putih seperti susu semisal ayam saat dimasak. Umumnya ikan ini
dimanfaatkan untuk ikan kaleng tuna putih. Akhir-akhir ini ukuran tuna yang
tertangkap lebih kecil, dan ditangkap pada pasang tinggi, pada suhu perairan
dingin. Daging tuna ini dijual di restoran-restoran sushi Jepang dan dikenal
dengan nama bintoro.
5.
Metode Penangkpan Ikan Tuna
Teknologi yang digunakan dalam pemanfaatan sumber daya tuna
disesuaikan dengan sifat dan tingkah laku ikan sasaran. Tuna merupakan ikan
perenang cepat yang bergerombol. Oleh karena itu, alat penangkap ikan yang
digunakan haruslah yang sesuai dengan perilaku ikan tersebut. Ada lima macam
alat penangkap tuna, yaitu rawai tuna, huhate, handline. pukat
cincin, dan jaring insang.
Rawai
tuna (tuna longllne)
Rawai tuna atau tuna longline adalah alat
penangkap tuna yang paling efektif. Rawai tuna merupakan rangkaian sejumlah
pancing yang dioperasikan sekaligus. Satu tuna longliner biasanya
mengoperasikan 1.000 – 2.000 mata pancing untuk sekali turun.
Rawai
tuna umumnya dioperasikan di laut lepas atau mencapai perairan samudera. Alat
tangkap ini bersifat pasif, menanti umpan dimakan oleh ikan sasaran. Setelah
pancing diturunkan ke perairan, lalu mesin kapal dimatikan. sehingga kapal dan
alat tangkap akan hanyut mengikuti arah arus atau sering disebut drifting. Driftingberlangsung
selama kurang lebih empat jam. Selanjutnya mata pancing diangkat kembali ke
atas kapal.
Umpan
longline harus bersifat atraktif. misalnya sisik ikan mengkilat, tahan di dalam
air, dan tulang punggung kuat. Umpan dalam pengoperasian alat tangkap ini
berfungsi sebagai alat pemikat ikan. Jenis umpan yang digunakan umumnya ikan
pelagis kecil, seperti lemuru (Sardinella sp.), layang (Decopterus sp.),
kembung (Rastrelliger sp.), dan bandeng (Chanos chanos).
Huhate
(pole and line)
Huhate atau pole and line khusus dipakai untuk menangkap
cakalang. Tak heran jika alat ini sering disebut “pancing cakalang”. Huhate
dioperasikan sepanjang siang hari pada saat terdapat gerombolan ikan di sekitar
kapal. Alat tangkap ini bersifat aktif. Kapal akan mengejar gerombolan ikan.
Setelah gerombolan ikan berada di sekitar kapal, lalu diadakan pemancingan.
Terdapat
beberapa keunikan dari alat tangkap huhate. Bentuk mata pancing huhate tidak
berkait seperti lazimnya mata pancing. Mata pancing huhate ditutupi bulu-bulu
ayam atau potongan rafia yang halus agar tidak tampak oleh ikan. Bagian haluan
kapal huhate mempunyai konstruksi khusus, dimodifikasi menjadi lebih panjang,
sehingga dapat dijadikan tempat duduk oleh pemancing. Kapal huhate umumnya
berukuran kecil. Di dinding bagian lambung kapal, beberapa cm di bawah dek,
terdapat sprayer dan di dek terdapat beberapa tempat ikan umpan hidup. Sprayer
adalah alat penyemprot air.
Pemancingan
dilakukan serempak oleh seluruh pemancing. Pemancing duduk di sekeliling kapal
dengan pembagian kelompok berdasarkan keterampilan memancing.
Pemancing
I adalah pemancing paling unggul dengan kecepatan mengangkat mata pancing
berikan sebesar 50-60 ekor per menit. Pemaneing I diberi posisi di bagian
haluan kapal, dimaksudkan agar lebih banyak ikan tertangkap.
Pemancing
II diberi posisi di bagian lambung kiri dan kanan kapal. Sedangkan pemancing
III berposisi di bagian buritan, umumnya adalah orang-orang yang baru belajar
memancing dan pemancing berusia tua yang tenaganya sudah mulai berkurang atau
sudah lamban. Hal yang perlu diperhatikan adalah pada saat pemancingan
dilakukan jangan ada ikan yang lolos atau jatuh kembali ke perairan, karena
dapat menyebabkan gerombolan ikan menjauh dari sekitar kapal.
Umpan
yang digunakan adalah umpan hidup, dimaksudkan agar setelah ikan umpan dilempar
ke perairan akan berusaha kembali naik ke permukaan air. Hal ini akan
mengundang cakalang untuk mengikuti naik ke dekat permukaan. Selanjutnya
dilakukan penyemprotan air melalui sprayer. Penyemprotan air dimaksudkan untuk
mengaburkan pandangan ikan, sehingga tidak dapat membedakan antara ikan umpan
sebagai makanan atau mata pancing yang sedang dioperasikan. Umpan hidup yang
digunakan biasanya adalah teri (Stolephorus spp.).
Pancing
ulur (handline)
Handline atau pancing ulur dioperasikan pada
siang hari. Konstruksi pancing ulur sangat sederhana. Pada satu tali pancing
utama dirangkaikan 2-10 mata pancing secara vertikal. Pengoperasian alat ini
dibantu menggunakan rumpon sebagai alat pengumpul ikan. Pada saat pemancingan,
satu rumpon dikelilingi oleh lima unit kapal, masing-masing kapal berisi 3-5
orang pemancing. Umpan yang digunakan adalah ikan segar yang dipotong-potong.
Hasil tangkapan utama pancing ulur adalah tuna (Thunnus spp.).
Pukat
cincin (purse seine)
Pukat cincin atau purse seine adalah
sejenis jaring yang di bagian bawahnya dipasang sejumlah cincin atau gelang
besi. Dewasa ini tidak terlalu banyak dilakukan penangkapan tuna menggunakan
pukat cincin, kalau pun ada hanya berskala kecil.
Pukat
cincin dioperasikan dengan cara melingkarkan jaring terhadap gerombolan ikan.
Pelingkaran dilakukan dengan cepat, kemudian secepatnya menarik purse line di
antara cincin-cincin yang ada, sehingga jaring akan membentuk seperti mangkuk.
Kecepatan tinggi diperlukan agar ikan tidak dapat meloloskan diri. Setelah ikan
berada di dalam mangkuk jaring, lalu dilakukan pengambilan hasil tangkapan
menggunakan serok atau penciduk.
Pukat
cincin dapat dioperasikan siang atau malam hari. Pengoperasian pada siang hari
sering menggunakan rumpon atau payaos sebagai alat bantu pengumpul ikan.
Sedangkan alat bantu pengumpul yang sering digunakan di malam hari adalah
lampu, umumnya menggunakan lampu petromaks.
Gafa et al. (1987) mengemukakan bahwa payaos selain
berfungsi sebagai alat pengumpul ikan juga berfungsi sebagai penghambat
pergerakan atau ruaya ikan, sehingga ikan akan berada lebih lama di sekitar
payaos. Uktolseja (1987) menyatakan bahwa payaos dapat menjaga atau membantu
cakalang tetap berada d lokasi pemasangannya selama 340 hari.
Jaring
insang (gillnet)
Jaring insang merupakan jaring berben tuk empat persegi
panjang dengan ukuran mata yang sama di sepanjang jaring. Dinamakan jaring
insang karena berdasarkar cara tertangkapnya, ikan terjerat di bagian insangnya
pada mata jaring. Ukuran ikan yang tertangkap relatif seragam.
Pengoperasian jaring insang dilakuka secara pasif. Setelah diturunkan ke
perairan, kapal dan alat dibiarkan drifting, umumnya berlangsung
selama 2-3 jam. Selanjutnya dilakukan pengangkat jaring sambil melepaskan ikan
hasil tangkapan ke palka.
6.
Penyebaran ikan tuna di Indonesia
Tuna adalah ikan perenang cepat dan hidup bergerombol(schooling)
sewaktu mencari makan. Kecepatan renang ikan dapat mencapai 50 km per jam.
Kemampuan ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penyebarannya dapat
meliputi skala ruang (wilayah geografis yang cukup luas), termasuk diantaranya
beberapa spesies yang dapat menyebar dan bermigrasi lintas samudera.
Pengetahuan mengenai penyebaran tuna sangat penting artinya bagi usaha
penangkapannya.
Jenis
tuna menyebar luas di seluruh perairan tropis dan subtropis. Penyebaran jenis
tuna tidak dipengaruhi oleh perbedaan garis bujur tetapi dipengaruhi oleh garis
lintang. Di samudera Hindia dan Atlantik menyebar di antara 400 LU dan
400 LS (Collete dan Nauen, 1983). Khususnya di Indonesia
(Uktolseja et al., 1991), tuna hampir didapatkan menyebar di
seluruh perairan Indonesia. Di Indonesia bagian barat meliputi Samudera Hindia,
sepanjang pantai utara dan timur Aceh, pantai barat Sumatera, selatan Jawa,
Bali dan Nusa Tenggara. Di perairan Indonesia bagian timur meliputi Laut Banda
Flores, Halmahera, Maluku, Sulawesi, perairan Pasifik di sebelah utara Irian
Jaya dan Selat Makasar.
Distribusi
ikan tuna di laut sangat ditentukan oleh berbagai faktor, baik faktor internal
dari ikan itu sendiri maupun faktor eksternal dari lingkungan. Faktor internal
meliputi jenis(genetis), umur dan ukuran, serta tingkah laku(behaviour). Perbedaan
genetis ini menyebabkan perbedaan dalam morfologi, respon fisiologis, dan daya
adaptasi terhadap lingkungan. Faktor eksternal merupakan faktor lingkungan, di
antaranya adalah parameter oseanografis seperti suhu, salinitas, densitas dan
kedalaman lapisan thermoklin, arus dan sirkulasi massa air, oksigen dan
kelimpahan makanan. Kedalaman renang tuna bervariasi tergantung dari jenisnya.
Umumnya tuna dapat tertangkap di kedalaman 0-400 meter. Salinitas perairan yang
disukai berkisar antara 32-35 ppt atau di perairan oseanik. Suhu perairan
berkisar 17 -31 o C.
Sebaran
tuna Albakora (Thunnus Alalunga) sangat dipengaruhi oleh suhu. Jenis
ini menyenangi suhu yang lebih rendah. Albakora juga memiliki ukuran yang
relatif kecil dibanding dengan dua jenis tuna di atas. Tuna sirip biru(Thunnus
maccoyi) didapatkan menyebar hanya di belahan bumi selatan. Oleh karena
itu jenis ini sering disebut sebagai southern bluefin tuna. Ikan ini
tidak terlalu banyak tertangkap oleh nelayan Indonesia.
7. MANFAAT
7.1. MANFAAT KOMERSIAL
Tuna merupakan ikan komersial, dan merupakan
komoditas perikanan tangkap yang penting. Manfaat ikan tuna antara
lain :
- Sebagai ikan konsumsi
Ikan tuna merupakan ikan konsumsi yang mempunyai nilai
komersial yang tinggi, karena ikan tuna merupakan jenis ikan dengan kandungan
protein yang sangat tinggi namun memiliki kandungan lemak yang rendah. Tuna
mengandung protein berkisar antara 22,6 – 26,2 g/100 g daging. Lemak antr 0,2 –
2,7 g/100 g daging. Selain itu tuna mengandung mineral kalsium, fosfor, besi
dan sodium, vitamin A, dan vitamin B
Dalam
kelompok ikan tuna, bagian yang dapat dimakan berkisar antara 50 -60 %. Kadar
protein daging putih tuna lebih tinggi daripada daging merahnya. Namun
sebaliknya, ikan tuna memiliki kadar lemak daging yang lebih rendah dari daging
merahnya.
Ikan tuna memiliki nilai jual yang sangat tinggi dan
termasuk jenis ikan yang paling banyak dicari dan dicuri dari perairan
Indonesia, disebabkan karena rasanya yang lezat.
- Olahraga memancing
Jenis-jenis ikan tuna yang biasa menjadi target olahraga
memancing adalah madidihang, tuna mata besar, tuna-tuna sirip biru dan tatihu,
albakor, dan cakalang.
7.2. MANFAAT NON KOMERSIAL
Selain manfaat komersial, ikan tuna juga memiliki manfaat
non komersial diantaranya yaitu manfaat ekologi. Ikan tuna memiliki peranan
penting dalam rantai makanan, terutama karena ikan ini suka bermigrasi secara
kelompok sehingga momen ini digunakan oleh pemangsa lain untuk mendapatkan
makanan dan bertahan hidup.
Sumber
Wikipedia,
ensiklopedia bebas
Apakah ikan tuna dengan ikan albakora itu sama? atau memang ada beberapa jenis ikan tuna, salah satunya tuna albakora? tks
ReplyDeleteThanks for info
ReplyDeletehttps://bit.ly/2AOVe0N